Hari jumat
sungguh hari yang penuh berkah.Dan saya meyakini itu , saya memang anak
perempuan pertama dalam keluarga dan semua empat kakak saya adalah
laki-laki.Saat hari jumat tiba semua akan sibuk ke masjid, dan saya selalu
merindukan masa itu.Kini takdir membawa saya jauh dari tempat kelahiran saya dari Ambon manise ke sebuah negeri yang
dijuluki negeri “Sang Paulus “ ( Polandia ).Dan kini saya dihadapkan pada
universitas kehidupan dalam ruang yang berbeda untuk belajar tentang berbagai warna bangsa di
mesjid Warsawa yang setiap jumat datang berbagai saudara se-iman dari berbagai
bangsa.Ada sister Sarah dari Yaman ,
sister Noor dari Polandia , sister Aisyah dari Rusia, sister Fatimah dari
Checnya , sister Farah dari Iraq dan sebuah keluarga Pakistan yang selalu
datang setiap
jumat.
Setiap hari jumat saya dan suami
memanfaatkan hari penuh berkah ini untuk bertemu dengan saudara yang lain ,
membeli bahan makanan halal, berbagi informasi tentang ( mengenai makanan halal
di Polandia akan saya tulis dalam kesempatan yang lain inshaAllah ).
Hari jumat seakan adalah hari
yang boleh dibilang hari special buat saya ,hari yang selalu saya nantikan
untuk bertemu dengan saudara se-iman ( kami tinggal di salah satu kota yang
dekat dengan Warsawa , dan saya adalah muslimah ketiga di kota itu dan muslimah
ke dua yang memakai jilbab).SubhanAllah Allahu Akbar hari jumat sungguh hari
yang penuh berkah dan saya meyakini juga
saudara muslim di belahan bumi yang lain
merasakan getaran yang sama saat semua berkumpul untuk beribadah kepada Allah
Yang Maha Rahman dan Rahim. Hal ini mengingatkan saya pada hadist tentang ke utamaaan hari jumat.
“Sebaik-baik hari yang terbit padanya matahari
adalah hari Jum’at. Pada hari itu diciptakan Adam ‘alaihissalam, dimasukkan dan
dikeluarkan dari surga pada hari itu dan kiamat akan terjadi pada hari Jum’at
pula.” (HR: Muslim, Abu Dawud,
Annasa’i, Tirmidzi dan dishahihkannya).
Abu Hurairah berkata Rasulullah bersabda:
” Sesungguhnya pada hari Jum’at
terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan
memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya.
Rasululllah mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya
waktu itu (H. Muttafaqun Alaih).
Jejak-jejak peradaban itu dimulai dalam
jejak-jejak hijrah setiap muslim.Pada setiap pertemuan dan ukhuwah yang
terjalin di jumat penuh berkah.Setiap kita adalah perantau , ya kita memang
adalah perantau kehidupan .Pada waktunya kelak setiap kita akan kembali ke
kampung kehidupan yang kekal .Seperti puisi yang kubuat saat masih sebagai
mahasiswa.SubhanAllah goresan pena ini masih terbaca jelas.
Menyusuri waktu dalam jejak kehidupan
Tiada henti ku berjalan
Mencari oase di keramaian perjalanan
Berdzikir dalam langkah
Tiada henti ku berjalan
Mencari oase di keramaian perjalanan
Berdzikir dalam langkah
Mengadu kepada Allah Yang Maha Rahman dan Rahim
Tentang kebahagian dan juga kesedihan
Yang terkadang datang menyapa hati
Tentang kebahagian dan juga kesedihan
Yang terkadang datang menyapa hati
Sang Khalik mengajariku dalam jejak perjalanan
Burung-burung mengajakku terbang bebas menembus awan
Langit biru pun tersenyum lepas padaku
Memintaku tuk berhenti sejenak melepas lelah
Kuteguhkan langkahku pada butiran salju yang mulai menggumpal
Aku harus melangkah
Karena waktu terus berputar
Burung-burung mengajakku terbang bebas menembus awan
Langit biru pun tersenyum lepas padaku
Memintaku tuk berhenti sejenak melepas lelah
Kuteguhkan langkahku pada butiran salju yang mulai menggumpal
Aku harus melangkah
Karena waktu terus berputar
Bukan pada banyaknya permata
Tidak pula pada intan yang berkilau
Kutambatkan tujuan hakiki di jejak perjalananku
Aku harus terus melangkah
Dan terkadang harus berlari
Banyak pula aku terjatuh
Sejenak aku menyapa sepi
Menata jiwaku tuk melangkah
Menangis pada kerinduan
Atau berdiskusi dengan waktu
Di titik mana aku akan berhenti
Pada tujuan hakiki
Dalam jejak sang perantau
Menata jiwaku tuk melangkah
Menangis pada kerinduan
Atau berdiskusi dengan waktu
Di titik mana aku akan berhenti
Pada tujuan hakiki
Dalam jejak sang perantau
Seperti beberapa negara Eropa lainnya.Polandia juga
memperlihatkan sisi kelamnya di tengah hiruk pikuk manusia.Kemegahan dan
keindahan kota yang terlihat mempesona berbanding terbalik dengan kekosongan
jiwa-jiwa manusia yang kebanyakan tidak mengenal Tuhan.Gelombang Atheisme kini
menyusup masuk dalam setiap keluarga di Polandia, sebagian generasi mudanya
yang sudah terang-terangan mempertanyakan tentang eksistensi ketuhanan bukti kerapuhan dari sebuah
peradaban.Di hari jumat yang penuh berkah senyum-senyum saudara itu menguatkan
langkah, cita-cita dan juga kebanggaan sebagai seorang muslim.Allahu Akbar.Saya
hanya ingin mengingatkan diri saya tentang fatamorgana dunia bahwa pada
akhirnya semua akan kembali ke haribaan Sang Khalik.Di titik ekstrim suhu
dingin yang menembus yang dapat meremukkan jasad manusia ( suhu di
Polandia berada pada titik -23 ) seluruh
salju di negeri ini berkumpul dalam satu titik klimaks membatu menjadi es di
hari jumat.Dan takdir kami disini di
negeri ini ( Polandia ), ingin berbagi kisah denganmu saudaraku bahwa selalulah
bersyukur di negeri manapun kau berada semuanya adalah bumi Allah.Salam ukhuwah
selalu.
Subhanallah ukhti,saya terharu membaca artikel ini............semoga sehat selalu disana dan selalu dalam ridho Allah,,,,,aamiin......
BalasHapussalam kenal dari saya ya ukhti,,,,hehehe.sampe lupa kenalannya,saking terharunya nich...heheheh
BalasHapus